Sejarah
Ludruk
Bagi kalian yang hidup
di daerah Jawa Timur tentu tidak asing dengan kesenian Ludruk, sebuah kesenian
yang sejak lama tumbuh dan berkembang di Jawa Timur. Menurut etimologi atau
bahasa kata ludruk berasal dari kata gela
gelo dan gedrak gedruk. Gela gelo
(gelang geleng) Sedangkan gedrak gedruk berarti kakinya menghentak saat di
pentas. (Ahmadi, 1987:7) Ludruk adalah suatu kesenian drama tradisional yang
diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung
dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari hari, cerita perjuangan
yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik . (http://id.m.wikipedia.org/wiki/ludruk ). Sebagai kesenian asal Jawa Timur, keberadaan
kesenian ludruk ini sudah mulai ditinggalkan oleh peminatnya karena serbuan
masuk hiburan modern dan kurang nya upaya pelestarian dari pemerintah yang
terkait.
Waria
dalam Ludruk
Munculnya waria dalam
kesenian ludruk diawali sebagai peraturan agama islam yang mengakar di
pesantren pesantren Jawa Timur yang melarang lelaki dan perempuan tidak boleh
ada dalam satu panggung. Kemudian setelah itu ludruk diisi oleh pria yang
berdandan layaknya perempuan (untuk menggantikan peran perempuan asli) – Dalam
riset Ganisa P Rumpoko “Eksistensi Transgender dalam Hiburan Masyarakat
Pedesaan”
Yuri bahkan tanpa malu
mengaku bahwa dia dan kawan kawan nya lelaki yang main di panggung ludruk
sebagian besar telah merubah ekspresi gender mereka sebagai waria (wanita
pria). Bagaimana sikap keluarga ketika dia berdandan ala perempuan. Padahal
fisik nya seorang lelaki. Tapi dia bisa membuktikan kepada keluarga bahwa
dirinya bisa bermanfaat dan tidak merepotkan orang tuanya. “Saya bilang ke bapak saya, saya bisa cari
uang sendiri dan semoga tidak lagi meminta uang” Kemudian Bapak nya menjawab
bahwa yang penting jangan membuat jelek nama orang tua. jawaban itu sudah
membuat saya lega menjalani hidup sebagai waria.” Jawab Yuri” (Rappler, 25
Maret 2016)
Acara diawali dengan
Tarian Beskalan, yaitu tarian khas Malang sebagai pembuka acara tersebut yang
kemudian dilanjutkan dengan bedayan yang mempertunjukkan lelaki lelaki
berbusana kebaya kemudian beradu gemulai di atas panggung. Layaknya seorang
peragawati, mereka bergantian berlenggak lenggok untuk menampilkan keindahan
tarian bedayan.
Ketika dijumpai di
belakang panggung, Yuri mengaku dirinya dan rekan rekan nya, adalah laki laki
yang berperan sebagai perempuan dalam ludruk. Rangkaian acara ditutup dengan
kesenian ludruk yang mengangkat kisah rumah tangga keseharian penduduk desa
yang disertai bumbu humor dari pelawak yang keseluruhan nya adalah laki laki
baik yang berperan sebagai laki laki maupun pelawak laki laki yang berperan
sebagai perempuan.
Pada awal nya sejarah
ludruk di Malang diawali dari perlawanan pada masa perjuangan oleh karena itu
lakon, dan cerita yang dimainkan selalu mengacu pada kehidupan sehari hari di
era perjuangan. Ditambah pula monolog
(adegan yang dilakukan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang
diri) yang sangat menghibur penonton menggunakan bahasa sehari hari khas Ngalam
(Malang) yang sangat mudah dimengerti oleh berbagai kalangan baik kalangan atas
maupun menengah kebawah. Candaan candaan segar khas Ngalam juga tidak lupa
dilontarkan yang menambah kehangatan suasana di Kab Malang yang mulai terasa
dingin.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnaGHq5p3Ntz7udD8YxZfPp8shsuj3kyHA17MsVyEqsXp_W81SS4tfBe5dPgaJ3BaXAfN3ymKYH3I_vlRyJPSUuNJtz17aNT7P-bXFwGSw5tY2JAgFPPOXXJQ-uOqMJSB9NxV47dE9KEI/s200/IMG-20170421-WA0087.jpg)
Setiap Kelompok Ludruk
sepertinya mempunyai aturan sendiri dalam memunculkan waria untuk menarik
penonton. Ada yang memunculkan sebagai selingan saja, untuk menari dan nembang.
Ada pula yang menempatkan saat menari remo, dagelan maupun pemain nya. Tidak
menampik, bahwa kemunculan waria waria ludruk ini sangat menarik minat penonton pria
yang lebih besar. Penonton pria lebih bergairah dan berhasrat untuk
menonton pemain ludruk waria ini dengan polesan merah bibir dan pipi, mepertunjukkan
payudara montok, dan pantat yang bohai serta tidak lupa menunjukkan wajah
cantik mereka. Selain itu pula pemain ludruk waria ini juga lebih luwes dan
berani daripada pemain ludruk perempuan asli. Di desa desa, selain waria pemain
ludruk banyak juga waria waria penjaja seksual yang menawarkan kenikmatan di
balik balik panggung. Praktik homoseksual sudah menjadi rahasia umum dalam
lingkungan ludruk. Hal hal ini juga lah yang menarik penonton untuk berbondong
bondong dalam menyaksikan kesenian ludruk ini.
Kehadiran waria di lingkungan ludruk ini menjadi unsur yang sangat
ditunggu oleh penonton dan penikmat ludruk. Keberadaan waria ini bagaikan pusat
gravitasi yang sangat menarik bagi semua kalangan yang hadir untuk menonton
pertunjukan ludruk ini. Suka atau tidak suka, senang atau tidak kehadiran
mereka inilah yang selalu ditunggu oleh penikmat kesenian ludruk yang hampir
tergerus oleh modernisasi zaman. Mereka adalah penerus budaya yang kini kian ditinggalkan
oleh penikmatnya.
Disebuah panggung
ludruk yang berada di Desa Pakisjajar Kec Pakis Kab Malang, beberapa lelaki
terlihat sibuk untuk
merias wajah nya. Mereka akan mengikuti pementasan seni Ludruk “Putra Mandala” asal
Kab Malang. Tersebutlah nama lahir Sugeng Warso Enggal yang kini biasa
dipanggil Yuri Firnanda. Salah satu waria penggiat kesenian Ludruk yang ada di
Kab Malang. Yuri merupakan salah satu waria pengisi acara di
pertunjukan ini. Semua pengisi acara malam itu adalah laki laki. Yuri
(Foto kiri – Jaket abu abu) seringkali dipanggil untuk berkesenian ludruk. “Ya
kadangkala sepi, kadang rame mas. Ndak tentu juga tergantung musim nya.” Ujar
nya sambil tangan nya tetap konsen merias wajah nya. “Mending gini mas, daripada nyebong (melacur –
indonesia) dijalan mas. Dikejar kejar satpol pp, belum lagi banyak prematur
(preman- Indonesia)” Lanjut nya lagi kepada penulis.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtFQ-VkvT5KwGsZbvf6jaYuXhL_3cbST8FsThGcBqPDl4BzA44_4qMx0_onAOrqswzOI_33r_p0SbAA9H-XoXwCeJQp7S-onnAQZkgRrQkEwKU2WbNE5JYE2Hk2E6YBaDlWWv4dD798qI/s320/IMG-20170425-WA0026.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpow8zAJ4kWVwRg3ByFBAoTfn2BVsdz1hZMJs32u9kV0_-x3NxAIfT8WjBk4lkuF80wQu_TVE5m2CPia9TcPSErYQwiC29sGFuppCKVxZ_ApypncEYUCPAUFlR8HD2ozAgbEL0cc2id2w/s200/IMG-20170425-WA0015.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg958Hu2hCzhIRRBrPzO0QidY7WJ3T6uwBnvLTGW3-_4xCTu2rh6cyDPkrS21Tcb47ENuO9DiwfBJvuSvRBnPfuVavqycUWZNKxGFJzC5x0xqnBLmZt2YKa1U7lMT2tBSgKNFrw9AMtGug/s200/IMG-20170425-WA0043.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiypjD4JPCNOGgsALQCKjfuz6zxCMUKiMnKU8rYS-v6WStY83FwQDt6CdLbNH9Cp0FwEJrJUhBm8XsZmJCiruQLTUx1DSgg96an6bAnMiQIyiD5o4eWv5uxgzGVADrPGygPRo3zgHhqiS0/s320/IMG-20170425-WA0009.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnaGHq5p3Ntz7udD8YxZfPp8shsuj3kyHA17MsVyEqsXp_W81SS4tfBe5dPgaJ3BaXAfN3ymKYH3I_vlRyJPSUuNJtz17aNT7P-bXFwGSw5tY2JAgFPPOXXJQ-uOqMJSB9NxV47dE9KEI/s200/IMG-20170421-WA0087.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBjJ8Dp6t1yJ9YtT1CD2JndZAEqccKpNu9ujfUwvNX30NWtrA3p1o0iTM_OOxcONIBlrT_T3eECD8cRbYBcdHSaL7uTL4xyRSVmDKxHoqOsopqWpyVlVL89jvNS5uCexmdCk_YDAyaTNs/s200/IMG-20170421-WA0086.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSgw7G5pIJgvt9i1b0kJP2_7qvKXywdEkBIEHnK2KXfrfDapjPeP1rp_UowSQecpGQp10G9zjrwUHwo8JSrK69MvqxXHmgqtDiyKS4yMbhhbvzNs3nh3mQZHqugQlWLcVF8PCHnw99PaY/s320/IMG-20170425-WA0015.jpg)
Narasinya okey.... tapi antara judul dan isi kurang kena. Saya mengira di tengah artikel saya bakal menemukan fakta fakta bahwa kesenian ludruk sudah mulai ditinggalkan oleh penggemar dan penggiatnya. ternyata tidak ada. sub judulnya juga dikit banget. Cumah "sejarah" ama "waria". tantangan yang dihadapi ludruk nggak dibahas. terus bisa juga khan sebagai penulis bisa ngasih saran kepada penggiat ludruk atau opini yang menggiring pembaca agar penasaran utk berusaha mencari info lain tentang ludruk atau bahkan ingin menyaksikan ludruk? eeeehhhhh..... atau sebenarnya artikel ini hanya ingin membahas tentang komunitas waria yang eksis didunia seni???? kwkwkwkwkwk....
BalasHapusTerimakasih atas masukan nya Bang @Mario Surabaya ... Akan saya lengkapi masukan masukan nya ... 😎😎
Hapus