Jumat, 18 Januari 2013

Sepucuk surat dari mama


Hujan deras mengguyur kota Lamongan, Aku hanya termenung sendiri di Bale depan rumah. Melihat setiap tetes hujan yang berjatuhan. Beberapa anak kecil berlarian, sambil bersenda gurau menikmati hujan dengan riang gembira. Tiba tiba terlintas kejadian di sore itu. . . . Ketika aku bertengkar hebat dengan Ayah, seseorang yang menikah dengan mama setelah mama bercerai.
“mas ada surat dari tante. Di atas tivi” teriak adek sepupu ku membuyarkan lamunan ku dari luar dengan berlari lari mengikuti teman temannya yang sudah lebih dulu bermain udan udan (hujan hujan – jawa).  Aku bergegas mencari diatas televisi. Amplop itu berwarna biru. Segera kukeluarkan isi nya dan kubaca.

Ass. Wr. Wb
                Le . . . mama juga minta maaf sama kamu. Ayah sama mama tidak pernah marah sama kamu. Cuma ayah dan mama sangat ingin kmu jadi lelaki dewasa, bertanggung jawab, tidak lembek. Sebab usia kamu sudah sangat dewasa.
                Le . . . ini perjalanan hidup kita, harus kita jalani apapun resiko dan kendalanya. Seberat apapun kesulitan kita. Sudah takdir kita. Ayah dan Mama minta jangan pernah mengeluh dan putus asa. Jangan pernah menyerah . Pekerjaan apapun, asal halal jangan pernah merasa berat. Mencari dan terus mencari yang terbaik buat hidupmu. Mama ingin lihat, tunjukkan sama mama bahwa kamu bisa mandiri tanpa bantuan siapapun.
                Le . . . jangan pernah sedikitpun kamu punya perasaan bahwa Mama, ayah membenci kamu. Jangan pernah itu menjadi beban buat hidupmu. Karena mama dan ayah juga akan berangkat kerja untuk hidup kita, memperbaiki keadaan kita. Karena mama menginginkan agar kita bisa hidup dan berkumpul kembali seperti dahulu.  Doa mama menyertai setiap langkahmu. Berbuatlah yang baik. Jangan boros. Jangan pernah sedikitpun kamu melupakan mama dan adik mu sherry. Semoga kita segera berkumpul kembali.
                                                                                                                                                Wassalamualaikum. Wr. Wb

Aku hanya terdiam, tercekat, lidahku kelu. Hanya setetes airmata yang mengalir di pipi. Aku rindu sosoknya yang cerewet. Aku rindu gurauan nya. Aku rindu pelukan hangatnya. Dimanapun kau berada, aku akan selalu mendoakan yang terbaik buat mama.

10 komentar:

  1. Perlu di ingat kata2 dr mama supaya msh ada kenangan2 yg tersisa di benakmu...yg perlu di garis bawahi adalah "jangan boros"hehehe...

    Doakan mama dan sherry dlm keadaan sehat wal afiat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, setidaknya kenangan2 itu yang masih berkeliaran di benak ku . . . Ditunggu postingan2 saya berikutnya yaaaa . . .

      Hapus
  2. Aku terharu membacanya, kamu memang sungguh tegar kawan. Semoga kamu tetap kuat menghadapi semua cobaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih mas arqu3fiq. Selagi ayah, ibu masih ada disamping mu sayangilah dan cintailah mereka. Sepenuh hatimu. . . .

      Hapus
  3. #nyanyi kabhi khusi kabhi gham
    tp tanpa ada penampakan Kajol abal abal :p

    BalasHapus
  4. iki avika arika yg centong cetar menbahana tanpa MOROKOCODOT (ngelirik raffa)
    pake pic bapakpetemon...wkwkwkwkkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. wouw, Cetarrrrr membahana banjir aw aw aw . . . .

      Hapus
  5. okeh......
    your phrase is fine!

    BalasHapus